Tanggung jawab erat kaitannya
dengan kewajiban. Kewajiban adalah sesuatu yang dibebankan terhadap seseorang,
kewajiban merupakan tandingan terhadap hak, dan dapat juga tidak mengacu kepada
hak, maka tanggung jawab dalam hal ini adalah tanggung jawab terhadap
kewajibannya.
Kewajiban dibagi menjadi dua,
yaitu:
a) Kewajiban terbatas
b) Kewajiban tidak terbatas
Tanggungjawab
Tanggungjawab adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggungjawab adalah kewajiban
menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan
jawaban dan menanggung akibatnya. Tanggungjawab adalah kesadaran manusia akan
tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Tanggungjawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajibannya. Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau
keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas
kepentingan pihak lain.
Timbulnya tanggungjawab itu karena manusia itu hidup
bermasyarakat dan hidup dalam lingkungan alam. Tanggungjawab itu bersifat
kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia
pasti dibebani dengan tanggungjawab. Apabila ia tidak mau bertanggungjawab,
maka akan ada pihak lain yang memaksa tanggungjawab itu.
Apabila dikaji, tanggungjawab itu
adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat
dari pebuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak
lain, atau sebagai pengabdian pada pihak lain. Kewajiban atau beban itu
ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri atau pihak lain dengan
keseimbangan, keserasian keselarasan antara sesama manusia, antara manusia dan
lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu dipelihara dengan baik.
Tanggungjawab itu cirri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa
bertanggungjawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu,
dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya.
Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaan bertanggungjawab perlu ditempuh
usaha melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan takwa terhadap Tuhan.
Berdasarkan penjalasan di atas,
maka dapat kita jelaskan macam-macam dari bentuk tanggungjawab sebagai berikut
:
Macam-macam Tanggungjawab :
1. Tanggungjawab terhadap diri
sendiri
hanya diri kita yang sepenuhnya
bertanggungjawab terhadap kehidupan atau nasib diri kita sendiri. Ada beberapa ketentuan
untuk dapat melaksanakan tanggungjwab kehidupan ini dengan baik. Ketentuan
pertama adalah mengenali dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri sendiri.
Selain itu, memahami tujuan hidup supaya
langkah untuk dikerjakan lebih terfokus. Yang terpenting dari semua itu adalah
berpikir dan bersikap positif walau apapun yang terjadi. Kesuksesan dimasa
depan tidak terkait erat dengan latar belakang maupun latar depan. Keadaan
dalam merespon keadaan menentukan tingkat
2. Tanggungjawab terhadap masyarakat
Manusia bertanggungjawab terhadap
tindakan mereka. Manusia menanggung akibat dari perbuatannya dan mengukurnya
pada berbagai norma. Ini merupakan bentuk dari tanggungjawab terhadap masayarakat,
dimana di dalam masyarakat telah ada aturan-aturan. Kehidupan bersama antar
manusia membentuk norma yang kemudian berkembang menjadi aturan-aturan,
hukum-hukum yang dibutuhkan suatu masyarakat tertentu. Dalam negara-negara
modern aturan-aturan atau hukum-hukum tersebut termaktub dalam sebuah sistem
hukum dan sama bagi semua warga. Apabila aturan-aturan ini dilanggar yang
bersangkutan harus memperoleh hukuman atau sanksi. Jika ia misalnya merugikan
hak milik orang lain maka Pengadilan dapat menghukum sikap yang bersalah
(pelanggaran) berdasarkan KUHP.
3. Tanggungjawab terhadap bangsa /
negara
Pendidikan merupakan salah satu
dari contoh bentuk tanggungjawab masyarakat atau lebih khususnya pelajar
terhadap bangsa dan negara. Karena pendidikan merupakan investasi jangka
panjang yang terbaik bagi bangsa dan negara. Sumber Daya Manusia Indonesia
masih sangat lemah untuk mendukung perkembangan industri dan ekonomi.
Penyebabnya karena pemerintah selama ini tidak pernah menempatkan pendidikan
sebagai prioritas terpenting. Sedikitnya terdapat tiga alasan untuk
memprioritaskan pendidikan sebagai investasi jangka panjang.
a. Pertama, pendidikan adalah alat
untuk perkembangan ekonomi dan bukan sekedar pertumbuhan ekonomi. Pada praksis
manajemen pendidikan modern, salah satu dari lima fungsi pendidikan adalah
fungsi teknis-ekonomis baik pada tataran individual hingga tataran global.
Fungsi teknis-ekonomis merujuk pada kontribusi pendidikan untuk perkembangan
ekonomi. Misalnya pendidikan dapat membantu siswa untuk mendapatkan pengetahuan
dan keterampilan yang diperlukan untuk hidup dan berkompetisi dalam ekonomi
yang kompetitif.
b. Kedua, investasi pendidikan
memberikan nilai balik (rate of return) yang lebih tinggi dari pada investasi
fisik di bidang
lain. Nilai balik pendidikan adalah perbandingan antara total biaya yang
dikeluarkan untuk membiayai pendidikan dengan total pendapatan
yang akan diperoleh setelah seseorang lulus dan memasuki dunia kerja.
c. Ketiga, investasi dalam bidang
pendidikan memiliki banyak fungsi selain fungsi teknis-ekonomis yaitu fungsi
sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya, dan fungsi kependidikan. Fungsi
sosial-kemanusiaan merujuk pada kontribusi pendidikan terhadap perkembangan
manusia dan hubungan sosial pada berbagai tingkat sosial yang berbeda.
Jelaslah bahwa investasi dalam
bidang pendidikan tidak semata-mata untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi
tetapi lebih luas lagi yaitu
perkembangan ekonomi. Perkembangan ekonomi akan tercapai apabila sumber daya
manusianya memiliki etika, moral, rasa tanggung jawab, rasa keadilan, jujur,
serta menyadari hak dan kewajiban yang kesemuanya itu merupakan indikator hasil
pendidikan yang baik.
4. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Penciptaan manusia dilandasi oleh
sebuah tujuan luhur. Maka, tentu saja keberadaannya disertai dengan berbagai
tanggungjawab. Konsekuensi kepasrahan manusia kepada Allah Swt, dibuktikan
dengan menerima seluruh tanggungjawab (akuntabilitas) yang datang dari-Nya
serta melangkah sesuai dengan aturan-Nya. Berbagai tanggungjawab ini, membentuk
suatu relasi tanggungjawab yang terjadi antara Tuhan, manusia dan alam. Hal
tersebut meliputi antara lain: tanggungjawab manusia terhadap Tuhan,
tanggungjawab manusia terhadap
sesama, tanggungjawab manusia terhadap alam semesta serta tanggungjawab manusia
tehadap dirinya sendiri. Tanggungjawab manusia terhadap Tuhan meliputi dua
aspek pokok.
a. Pertama, mengenal Tuhan.
b. Kedua, menyembah dan beribadah
kepada-Nya.
Pengabdian dan Pengorbanan
Wujud tanggungjawab juga berupa
pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pegorbanan adalah perbuatan baik
untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian adalah perbuatan baik yang
berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta
kasih sayang, norma, atau satu ikatan dari semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggungjaab. Apabila orang bekerja
keras sehari penuh untuk mencapai kebutuhan, hal itu berarti mengabdi keapada
keluarga. Manusia tidak ada dengan sendirinya, tetapi merupakan mahluk ciptaan
Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian
berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada uhan, dan merupakan perwujudan
tanggungjawab kepad Tuhan.
Pengorbanan berasal dari kata
korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarati
pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat
kebaktian itu mengandung keikhalasan yangtidak menganadung pamrih. Suatu
pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan tidak begitu jelas. Karena adanya
pengabdian tentu ada pengorbanan. Antara sesame kawan sulit dikatakan
pengabdian karena kata pengabdian mengandung arti lebih rendah tingkatannya,
tetapi untuk kata pengorbanan dapat juga diterapkan kepaa sesame teman..
0 comments:
Post a Comment